HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers
HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers
HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers
Dengan mengucap rasa syukur dan penuh semangat, Serikat Perusahaan Pers (SPS) tahun ini telah sampai di usia 78 tahun. Sebuah usia di mana kematangan dan kebijaksanaan mempunyai porsi lebih besar. Untuk mengabadikan momen HUT tersebut, SPS akan menghadirkan beberapa kegiatan di Bandung, Jawa Barat, 19 - 20 September 2024. Tiga kegiatan utama pada HUT 78 SPS yakni Dialog Nasional, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) SPS, dan Anugerah 78 Tahun SPS. Dialog Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) SPS akan dihadiri 30 cabang provinsi se-Indonesia yang mewakili seluruh anggota SPS yang terdiri dari 569 anggota media arus utama. Sementara Anugerah 78 Tahun SPS menjadi sangat spesial karena menjadi puncak penyelenggaraan kompetisi Media Brand Award, Media Relations Award, Pemimpin Divisi Komunikasi, Korporasi, dan Institusi Terpopuler. Semua penghargaan tersebut diperuntukkan bagi media, korporasi, Institusi, dan pemerintah daerah. Tak ketinggalan, akan ada juga penghargaan Lontar Awards dan Lestari Awards, bagi pemerintah dan pemimpin daerah atas budi jasa di bidang media dan budaya lokal. Penyelenggaraan puncak rangkaian HUT tahun ini menjadi sangat spesial karena bertepatan dengan perayaan 25 tahun lahirnya UU Pers, yakni UU No 40 tahun 1999 yang diundangkan pasca Reformasi, tepatnya pada 23 September 1999. Untuk itu SPS ingin mengabadikan momen ini di Bandung, tempat di mana jejak pers dan peta kebangkitan nasional dilahirkan. Tepatnya saat Bapak Pers Nasional, Tirto Adhi Soerjo, mendirikan suratkabar milik pribumi pertama di Indonesia, yakni Medan Prijaji, 1 Januari 1907. Setelahnya, Bapak Proklamator, Sukarno, mendirikan suratkabar Soeloeh Indonesia pada Desember 1927. Setahun kemudian, tepatnya 15 Juli 1928, beliau lanjut mendirikan Persatoean Indonesia. Kerja pers Sukarno di Bandung tidak berhenti di Soeloeh Indonesia Moeda dan Persatoean Indonesia. Pada 1 Juli 1932, terbit edisi perdana Fikiran Ra'jat dengan sampul depan tertulis: "Kaum Marhaen! Inilah Madjallah Kamoe!", sebagai bentuk aspirasi kaum Marhaen, ideologi yang dicetus Sukarno. Hingga detik ini, Pikiran Rakyat namanya masih harumdi penjuru nusantara. Ketiga suratkabar yang lahir di Bandung, Jawa Barat, menjadi trisula yang menemani perjuangan Sukarno dan bangsa Indonesia dalam melawan kolonialisme dan imperialisme di berbagai belahan dunia. Kemudian pada masanya Bandung menjadi saksi perhelatan bersejarah pergerakan dunia, yakni KOnferensi Asia Afrika, 18 - 24 April 1955. Dan tahun ini, jejak pers akan kembali terukir di Bandung melalui penyelenggaraan HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers. "Mewujudkan Pers Sehat, Pers Berkualitas" menjadi ruh bagi tema keseluruhan rangkaian acara. Tema tersebut sengaja kami angkat untuk mengurai apa saja sebenarnya tantangan yang tengah dihadapi industri pers nasional? Bagaimana seharusnya pers bersikap atas tantangan tersebut? Tema tersebut juga sebagai refleksi seperempat abad kelahiran UU Pers yang sering dikaitkan dengan Kemerdekaan Pers. Sudahkah pers Indonesia merdeka dalam arti yang sebenar-benarnya merdeka, yakni pers yang sehat secara bisnis, menghasilkan produk yang independen dan berkualitas.
Berita dan Event Menarik Lainnya